Desain Test Case State Transation Testing | Gudang Ilmu

Diharapkan Dapat Membantu Serta Menambah Pengetahuan Anda

Berbagi Ilmu

LIKE AND SHARE

Desain Test Case State Transation Testing

Desain Test Case
(“ State Transation Testing “)



1. Pengertian State Transation Testing

State Transation Testing adalah teknik desain test case dimana perubahan dalam kondisi masukkan menyebabkan perubahan status pada aplikasi yang sedang di uji. Pengujian ini menganalisis perilaku aplikasi yang diuji untuk berbagai kondisi input secara berurutan.
State Transition Testing menggunakan model sistem yang terdiri dari, 1.) Status yang terdapat dalam program, 2.) Transisi antar status-status tersebut, 3.) Kejadian yang merupakan sebab dari transisi transisi tersebut, 4.)Aksi-aksi yang dihasilkan.

2. Alasan menggunakan State Transation Testing
Dalam hal ini, desain test ini membantu dalam menguji transisi sistem yang berbeda. Selain itu, memeriksa validitas transisi antar status pada aplikasi yang sedang diuji.
3. Langkah – Langkah penggunaan State Transation Testing

1. Memahami berbagai pernyataan atau keadaan serta transisi yang akan diuji dan tandai setiap pernyataan yang valid dan tidak valid
2. Menentukan urutan peristiwa yang mengarah pada status akhir pengujian yang diizinkan
3. Masing – masing keadaan yang melewati atau mengunjungi pernyataan dan transisi harus dicatat
4. Langkah 2 dan 3 harus diulang sampai semua pernyataan telah di kunjungi dan semua transisi telah dilalui
5. Agar kasus uji menghasilkan cakupan yang baik, nilai input dan output yang dihasilkan juga baik
Contoh Ilustrasi :

State transition diagram diatas terdiri dari :
1.) Status, seperti displaying time (S1)
2.) Transisi, seperti antara S1 dan S3
3.) Kejadian yang menyebabkan transisi, seperti “reset” selama status S1 akan menyebabkan transisi ke S3
4.) Aksi yang merupakan hasil dari transisi, seperti selama transisi S1 ke S3 sebagai hasil dari kejadian “reset”, aksi”display time” akan terjadi.

4. Test Case untuk transisi yang valid
Test case ini didesain untuk memeriksa transisi-transisi yang valid.
Untuk setiap test case, terdapat spesifikasi sebagai berikut :
a. Status mulai
b. Masukan
c. Keluaran yang diharapkan
d. Status akhir yang diharapkan
Berdasarkan contoh diatas, terdapat 6 test cases :

Kumpulan test casese diatas menghasilkan cakupan 0-switch. Tingkat lain dari cakupan perubahan (switch) yangmerupakan hasil dari penggabungan sekuensial yang lebih panjang dari transisi :
- Cakupan 1-switch didapat dengan melihat hasil penampilan sekuensial dari dua transisi yang valid untuk tiap tes.
- Cakupan n-switch didapat dengan melihat hasil penampilan sekuensial dari n+1 transisi - transisi yang valid untuk tiap tes.

5. Test Case untuk transisi yang tak valid
Test transisi status di desain untuk cakupan perubahan (switch) hanya untuk melakukan tes sekuensial yang valid dari transisi. Testing yang komprehensif akan mencoba untuk melakukan tes terhadap transisi yang tidak valid.
Contoh :

Pada bagian yang tidak terisi atau dilambangkan dengan - , diartikan tak ada transisi (null transition), dimana bila tiap transisi tersebut dilaksanakan akan menghasilkan failure. Pengujian ini dibuat seperti yang telah diperlihatkan untuk transisi valid. Tabel status sangat ideal untuk mengidentifikasi test case.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Desain Test Case State Transation Testing "

Post a Comment