Desain Test Case Orthogonal Array Testing | Gudang Ilmu

Diharapkan Dapat Membantu Serta Menambah Pengetahuan Anda

Berbagi Ilmu

LIKE AND SHARE

Desain Test Case Orthogonal Array Testing

Desain Test Case
(“ Orthogonal Array Testing “)

1. Pengertian Orthogonal Array Testing
Pengujian ini merupakan pengujian yang digunakan ketika sistem yang akan diuji memiliki input data yang sangat besar.
Untuk mengilustrasikan perbedaan antara pendekatan orthogonal array testing dengan yang lebih konvensional “satu masukan pada satu waktu”, diasumsikan suatu sistem yang mempunyai 3 masukan yaitu X,Y, dan Z. Tiap masukan ini memiliki 3 nilai diskrit yang diasosiasikan.  Jadi akan ada 33 = 27 test cases. Phandke [PHA97] memberikan sudt pandang geometris dari test case yang mungkin pada gambar dibawah ini,


Berdasarkan iliutrasi diatas, bilamana dilakuakn orthogonal array testing, akan dibuat suatu L9 orthogonal array dari test case. L9 orthogonal array mempunyai suatu “sifat keseimbangan” yaitu test case (titik hitam pada gambar) yang didiskritkan secara uniform sepanjang domain tes, yang diilustrasikan pada kubus sebelah kanan. Cakupan tes terhadap domain masukan akan lebih komplit.
2. Alasan menggunakan orthogonal array testing

a. Cara sistematis dan statistik untuk menguji interaksi berpasangan
b. Interaksi dan poin integrasi adalah sumber utama kerusakan
c. Eksekusi kasus uji singkat yang jelas dan kemungkinan akan mengungkapkan sebagian besar (tidak semua) bug.
d. Pengujian secara orthogonal menjamin cakupan pasangan dari semua variabel.



3. Langkah – Langkah penggunaan orthogonal array testing

1.) Identifikasi variabel independen untuk skenario
2.) Tentukan Array terkecil dengan jumlah lintasan
3.) Gambakan faktor-faktor kedalam array
4.) Pilih nilai untuk level “sisa”
5.) Transkripsikan Runs kedalam kasus uji coba, tambahkan kombinasi yang mencurigakan yang tidak dihasilkan.

4. Contoh penerapan orthogonal array testing
Halaman web memiliki 3 bagian yang berbeda (Top, Middle dan Bottom) yang dapat ditampilkan atau disembunyikan secara terpisah dari pengguna.
- Tidak ada Faktor = 3 (Top, Middle, Bottom)
- Tidak ada Tingkat (Visibilitas) = 2 (Tersembunyi atau terlihat)
- Jenis larik = L4(23) (4 adalah jumlah run tiba setelah membuat array)
Jika kita menggunakan cara konvensional, kita perlu menguji kasus seperti :
2 X 3 = 6 Uji Kasus
Test Cases Scenarios Values to be tested
Test #1 HIDDEN TOP
Test #2 SHOWN TOP
Test #3 HIDDEN MIDDLE
Test #4 SHOWN MIDDLE
Test #5 HIDDEN BOTTOM
Test #6 SHOWN BOTTOM

Jika kita menggunakan Orthogonal Array Testing, hanya ada 4 uji kasus yang dihasilkan :
Test Cases Top Middle Bottom
Test #1 Hidden Hidden Hidden
Test #2 Hidden Visible Visible
Test #3 Visible Hidden Visible
Test #4 Visible Visible Hidden


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

Related Posts :

0 Response to "Desain Test Case Orthogonal Array Testing"

Post a Comment